Jumat, 26 September 2014

MACAM-MACAM VARIABEL



MACAM – MACAM VARIABEL
1.      Variabel Kuantitatif.
a.      Variabel diskrit ( nominal,kategorik) yaitu variabael 2 kutub berlawanan. Contoh:
·         Kehadiran : hadir, tidak hadir
·         Jenis kelamin : laki-laki, perempuan.
b.      Variabel kontinum
Variabel  Ordinal : variabel tingkatan.
Contoh: Sinta terpandai, Rani pandai, Yunita tidak pandai.
Variabel Interval : variabel jarak.
Contoh: jarak rumah Arif kesekolah 10 km, sedangkan Mita 5 km maka variabel intervalnya adalah 5 km.
Variabel Ratio : variabel perbandingan (sekian kali).
Contoh: berat badan Hendra 80 kg, sedangkan berat badan Vian 40 kg, maka berat badan Herman 2 kali lipat Upi.
2.      Variabel Kualitatif adalah variabel yang menunjukkan suatu intensitas yang sulit diukur dengan angka.
Contoh :  kedisiplinan, kemakmuran dan kepandaian.
3.      Variabel Independen (Pengaruh, Bebas, Stimulus, Prediktor). Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
4.      Variabel Dependen (Dipengaruhi, Terikat, Output, Kriteria, Konsekuen). Merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat, karena adanya variabel bebas.
Contoh: Pengaruh Iklan Terhadap Motivasi Pembelian. Iklan = Variabel Independen Motivasi Pembelian = Variabel Dependen.
5.      Variabel Moderator.
Merupakan variabel yang mepengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen. Variabel ini sering disebut sebagai variabel independen kedua.
Contoh: Anak adalah variabel yang memperkuat hubungan suami isteri. Pihak ketiga adalah variabel yang memperlemah hubungan suami isteri.
6.      Variabel Intervening (Antara).
Merupakan variabel yang menghubungkan antara variabel independen dengan variabel dependen yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan namun tidak dapat diamati atau diukur.
Contoh: Hubungan antara Kualitas Pelayanan (Independent) dengan Kepuasan Konsumen (Intervening) dan Loyalitas (Dependen).
7.      Variabel Kontrol.
Merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.
Contoh: Apakah ada perbedaan antara tenaga penjual (sales force) yang lulus D3 dan S1 maka harus ditetapkan variable control berupa gaji yang sama, peralatan yang sama, iklim kerja yang sama, dan lain-lain. Tanpa adanya variabel kontrol maka sulit ditemukan apakah perbedaan penampilan karyawan karena faktor pendidikan.

JENIS-JENIS HUBUNGAN ANTAR VARIABEL

Jenis-jenis hubungan antar variabel terbagi atas tiga (3) yaitu :
1.        Hubungan simetri
Simetri                 Terdapat hubungan antar variabel dan bersifat tidak ada yang saling mempengaruhi       (Non kausalitas).
Hubungan simetri terjadi jika variabel X berhubungan dengan variabel Y, akan tetapi terjadinya hubungan itu secara kebetulan saja.  Dengan hal ini, variabel X dan variabel Y tidak dikategorikan sebagai variabel  pengaruh dan variabel tidak terpengaruh. Dilihat dari sudut pandang ilmiah konsep hubungan ini seperti tidak rasional, akan tetapi di dalam perilaku manusia keseharian yang unik, hubungan itu nyata adanya.
Hubungan Simetris adalah hubungan dimana variabel yang satu tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh variabel lainnya, hal ini dapat terjadi bila variabel-varibel  (1) merupakan  indikator dari konsep yang sama; (2)  merupakan akibat dari faktor yang sama; (3) berkaitan secara fungsional, dan (4) berhubungan secara kebetulan. Apabila dalam fakta-fakta penelitian ditemukan macam hubungan yang demikian maka diperlukan pengkajian yang lebih mendalam tentang kemungkinan-kemungkinan terdapatnya variabel-variabel lain yang berpengaruh.
Contohnya :
Variabel tinggi badan (Y) dan variable berat badan (Y) merupakan variable terikat yang dipengaruhi oleh variabel pertumbuhan (X). Kedua variable terikat berhubungan tetapi variable yang satu tidak diengaruhi variable lainnya. Secara visual hubungan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

2.      Hubungan Asimetris
Asimetris        Hubungan antar variabel yang terjadi bersifat kausalitas dimana   variabel yang satu mempengaruhi variabel lainnya.
Hubungan asimetris terjadi jika satu atau beberapa variabel memengaruhi satu atau beberapa variabel lain, akan tetapi tidak sebaliknya. Dalam hal ini, hanya X sebagai variabel pengaruh yang mempengaruhi Y sebagai variabel terpengaruh. Hubungan antar variabel itu hanya bersifat satu arah.
Hubungan Asimetris adalah hubungan apabila terdapat variabel suatu variabel yang mempengaruhi variabel lainnya. Terdapat enam tipe hubungan asimetris yaitu hubungan antara : (1) Stimulus dan respon; (2) Disposisi dan Respon; (3) Ciri individu dan Tingkah laku; (4) prakondisi dan akibat; (5) Immanen; (6) tujuan dan cara.
Dengan memahami macam-macam hubungan tersebut, peneliti akan terbantu dalam menentukan konsep dan atau variabel yang akan diteliti serta macam hubungannya sehingga terhindar dari kerancuan teoritis dalam penentuan indikator (operasionalisasi) variabel/Konsep , umumnya  dalam penelitian sosial dan pendidikan hubungan antara variabel yang menjadi fokus penelitian lebih banyak mengacu pada hubungan Asimetris, dan paling tidak tercakup dalam enam macam hubungan seperti tersebut di atas. Untuk lebih jelas berikut ini akan dikemukakan contoh-contoh hubungan :
No
Macam Hubungan
Hubungan antar Konsep/Variabel
Bebas (X)
Terikat (Y)
1
Stimulus – Respon
Kompensasi
Motivasi Keja Guru
2
Disposisi – Respon
Kecerdasan Emosi

Kinerja Kepala Sekolah

3
Ciri Individu - T Laku
Tingkat Pendidikan
Produktivitas Kerja
4
Prakondisi - Akibat
Quality of Work Life
Kepuasan Kerja
5
Immanen
Jumlah Pegawai
Span of Control
6
Cara – Tujuan
Disiplin
Prestasi Siswa

Hubungan variabel asimetris dibedakan menjadi dua, yaitu:
Hubungan variabel bivariat             : hubungan antara dua variabel.
Contoh hubungan asimetris bivariat :
Hubungan kecerdasan intelektual (X) dengan prestasi belajar (Y). Siswa yang mempunyai kecerdasan intelektual yang tinggi, presteasi belajarnya juga tinggi.
Secara visual hubungan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Hubungan variabel multivariat       : hubungan antara tiga variabel atau lebih.
Contoh hubungan asimetris multivariate:
Hubungan kecerdasan intelektual (X), kecerdasan emosional (X), dan motivasi belajar (X) dengan prestasi belajar (Y).


Secara visual hubungan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:











3.      Hubungan Resiprok
Resiprok         hubungan antar variabel yang terjadi bersifat saling mempengaruhi ( kausalitas bolak balik ).
Hubungan timbal balik adalah hubungan antara variabel satu dengan variabel lain dimana masing-masing variabel dapat menjadi sebab dan juga akibat, dalam hubungan macam ini sulit ditentukan mana variabel penyebab dan mana variabel akibat, karena bisa saja pada satu saat menjadi penyebab dan pada saat lain menjadi akibat.
Hubungan variabel dikatakan bersifat timbal balik jika variabel yang satu mempengaruhi variabel lainnya dan sebaliknya.
Contoh hubungan variabel secara timbal balik     :
Variabel rasa percaya diri (X) mempengaruhi prestasi belajar (Y) dan sebaliknya, prestasi belajar juga mempengaruhi rasa percaya diri.
Hubungan semacam ini dapat digambarkan sebagai berikut:

POPULASI,SAMPEL DAN VARIABEL



A.  POPULASI
Banyak ahli telah mengemukakan pengertian populasi , antara lain :
*        Menurut Margono (2004 :118)
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi populasi berhubungan dengan data, bukan manusianya. Kalau setiap manusia memberikan suatu data maka banyaknya atau ukuran populasi akan sama dengan banyaknya manusia.
*        Menurut Sugiyono (2001 :55)
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang tetapi juga benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh objek/subjek itu.
*        Menurut Arikunto (2002:108)
Populasi adalah semua anggota kelompok orang, kejadian, atau objek yang telah dirumuskan secara jelas.
*        Menurut Nasir (2005:271)
Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Kualitas atau ciri tersebut dinamakan variabel.
*        Menurut Nawawi (Margono, 2004 : 118)
Populasi adalah  keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian.
*        Kesimpulan Penulis
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan..
B.  SAMPEL
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Banyaknya anggota suatu sampel disebut ukuran sampel, sedangkan suatu nilai yang menggambarkan ciri sampel  disebut statistik.
C.  MACAM-MACAM TEKNIK SAMPLING
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan.
Teknik Sampling dibagi atas 2 yaitu :
1.    Teknik Sampling Probabilitas :
Teknik sampling probabilitas dapat kita sebut dengan Random Sampling. Random sampling/sampling probabilitas adalah sesuatu cara pengambilan sample yang memberikan kesempatan atau peluang yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. maksudnya jika elemen populasinya ada 50 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/50 untuk bisa dipilih menjadi sampel. Syarat pertama yang harus dilakukan untuk mengambil sampel secara acak adalah memperoleh atau membuat kerangka sampel atau dikenal dengan nama “sampling frame”. Yang dimaksud dengan  kerangka sampling adalah daftar yang berisikan setiap elemen populasi yang bisa diambil sebagai sampel. Elemen populasi bisa berupa data tentang orang/binatang, tentang kejadian, tentang tempat, atau juga tentang benda.


Macam-macam Sampling Probabilitas :
(1)    Simple random sampling :
Merupakan suatu teknik sampling yang dipilih  secara acak, cara ini dapat diambil bila analisa penelitian cenderung bersifat deskriptif atau bersifat umum. Setiap unsur populasi harus memilik kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel.
Contoh: misal ada “pembiayaan pembangunan pendidikan Dasar di kabupaten bone”, sampelnya adalah seluruh SD dan SMP yang ada di kabupaten bone. Terhadap seluruh SD dan SMP itu dilakukan pemilihan secara random tanpa pengelompokan terlebih dahulu, dengan demikian peluang SD maupun SMP untuk terpilih sebagai sampel sama.
(2)   Proportionate Stratified Random Sampling :
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.
Contoh : Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari latar belakang pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai itu berstrata. Dimana jumlah pegawai yang lulus S1= 40, S2=25 , STM = 700, ST = 800, SMEA=300, SD=200.  Jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata pendidikan tersebut. Jumlah sampel dan teknik pengambilan sampel diberikan setelah bagian ini. Teknik Proportionate Stratified Random Sampling dapat digambarkan seperti gambar berikut :













 







(3)   Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi bestrata tetapi kurang proporsional.
Contoh :   
Pegawai dari unit kerja tertentu mempunyai : 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2 dan 80 orang lulusan S1, 500 orang lulusan SMA, dan 600 lulusan SMP, maka tiga orang lulusan S3, empat orang lulusan S2 itu diambil semuanya sebagai sampel. Karena dua kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1, SMU, dan SMP.
(4)   Cluster Random Sampling/sampel gugus (Area Sampling) :
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu negara, propinsi, atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.
Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap , yaitu:
*      Menentukan sampel daerah
*      Menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga.
Teknik ini dapat digambarkan sebagai berikut :


 








Selain itu teknik Cluster Sampling juga disebut sampel gugus yaitu merupakan cara pengambilan sampel dengan cara gugus. Populasi dibagi keadalam satuan-satuan sampling yang besar yang disebut cluster. Berbeda dengan pembentukan strata, satuan sampling yang ada dalam tiap kluster harus relatif heterogen. Pemilihan dilakukan beberapa tingkat: (1) Memilih kluster dengan cara simple random sampling. (2) Memilih satuan sampling dalam kluster. Jika pemilihan dilakukan lebih dari 2 kali disebut Multi-stage Cluster Sampling.
Contoh :
Misalnya dalam penelitian tentang kualitas cara mengajar guru di Sulawesi Selatan sangat luas, dipilihlah kabupaten/kota tertentu sebagai sampel klaster ke-1 secara random. Dari tiap kabupaten terpilih dilakukan pemilihan lagi, yaitu kecamatan-kecamatan tertentu dengan cara random sebagai sampel klaster ke-2. Selanjutnya dari masing-masing kecamatan dilakukan pemilihan sekolah yang juga dilakukan secara random.

2.    Teknik Sampling NonProbabilitas/Nonrandom Sampling atau Sampel Tidak Acak:
Teknik sampling nonprobabilitas adalah suatu teknik pengambilan sampel secaratidak acak nonrandom sampling/ . Tidak semua populasi mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Pada saat melakukan pemilihan satuan sampling tidak dilibatkan unsure peluang, sehingga tidak diketahui unsure peluang sesuatu unit sampling  terpilih kedalam sampling. Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan karena kebetulan atau karena faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti. Sampling tipe ini tidak boleh dipakai untuk menggeneralisasi hasil penelitian terhadap populasi, karena dalam penarikan sampel sama sekali tidak ada unsur probabilitas.



Macam-macam  Sampling NonProbabilitas :
(1)      Systematic Sampling atau Sampel Sistematis :
Systematic Sampling atau Sampel Sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Systematic Sampling atau Sampel Sistematis merupakan teknik sampling jika peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak dan tidak memiliki alat pengambil data secara random, cara pengambilan sampel sistematis dapat digunakan. Cara ini menuntut kepada peneliti untuk memilih unsur populasi secara sistematis, yaitu unsur populasi yang bisa dijadikan sampel adalah yang “keberapa”.
Contoh : Misalnya  setiap unsur populasi yang keenam, yang bisa dijadikan sampel. Soal “keberapa”-nya satu unsur populasi bisa dijadikan sampel tergantung pada  ukuran populasi dan ukuran sampel. Misalnya, dalam satu populasi terdapat 5000 rumah. Sampel yang akan diambil adalah 250 rumah dengan demikian interval di antara sampel kesatu, kedua, dan seterusnya adalah 25.
(2)   Convenience Sampling / sampel yang dipilih dengan pertimbangan kemudahan :
Merupakan teknik dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada di situ atau kebetulan dia mengenal orang tersebut. Oleh karena itu ada beberapa penulis menggunakan istilah accidental sampling – tidak disengaja – atau juga captive sample (man-on-the-street) Jenis sampel ini sangat baik jika dimanfaatkan untuk penelitian penjajagan, yang kemudian diikuti oleh penelitian lanjutan yang sampelnya diambil secara acak (random). Beberapa kasus penelitian yang menggunakan jenis sampel ini,  hasilnya ternyata kurang obyektif.
Contoh : misalnya ada seorang peneliti ingin mengetahui tentang kebersihan wilayah Makassar Selatan ia menanyakan kepada orang yang ada dijalan atau orang dia jumpai  bukan orang yang mengerti tentang kebersihan wilayah Makassar Selatan seperti petugas kebersihan atau mendatangi kantor gubernur atau walikota Makassar.
(3)   Snowball Sampling – Sampel Bola Salju:
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar.
Snowball sampling merupakan teknik sampling  yang banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang populasi penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau dua orang yang berdasarkan penilaiannya bisa dijadikan sampel. Karena peneliti menginginkan lebih banyak lagi, lalu dia minta kepada sampel pertama untuk menunjukan orang lain yang kira-kira bisa dijadikan sampel. Satuan sampling dipilih atau ditentukan berdasarkan informasi dari responden sebelumnya
Contoh : Misalnya seorang peneliti ingin mengetahui pandangan kaum lesbian terhadap lembaga perkawinan. Peneliti cukup mencari satu orang wanita lesbian dan kemudian melakukan wawancara. Setelah selesai, peneliti tadi minta kepada wanita lesbian tersebut untuk bisa mewawancarai teman lesbian lainnya. Setelah jumlah wanita lesbian yang berhasil diwawancarainya dirasa cukup, peneliti bisa mengentikan pencarian wanita lesbian lainnya. . Hal ini bisa juga dilakukan pada pencandu narkotik, para gay, atau kelompok-kelompok sosial lain yang eksklusif (tertutup).
(4)   Purposive Sampling / Judgment Sampling :
Merupakan  teknik sampling yang Satuan samplingnya dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk memperoleh satuan sampling yang memiliki karakteristik atau kriteria yang dikehendaki dalam pengambilan sampel. Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan maksud dan tujuan yang diinginkan peneliti atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki atau mengetahui informasi yang diperlukan bagi penelitian yang dia buat. Pengambilan sampel ini dapat dibagi dua yaitu judgment sampling san quota sampling:
Judgment sampling  ialah teknik pengambilan sampling dimana sampel yang dipilih berdasarkann penilaian peneliti bahwa dia atau seseorang yang paling baik jika dijadikan sampel penelitiannya.
Contoh : misalnya dalam suatu perusahaan untuk memperoleh data tentang bagaimana satu proses produksi direncanakan oleh suatu perusahaan, maka manajer produksi merupakan orang yang terbaik untuk bisa memberikan informasi. Jadi, judment sampling umumnya memilih sesuatu atau seseorang menjadi sampel karena mereka mempunyai information rich”.
Dalam program pengembangan produk (product development), biasanya yang dijadikan sampel adalah karyawannya sendiri, dengan pertimbangan bahwa kalau karyawan sendiri tidak puas terhadap produk baru yang akan dipasarkan, maka jangan terlalu berharap pasar akan menerima produk itu dengan baik.
(5)   Quota sampling (Sampling Kuota)
Quota sampling ialah teknik pengambilan sampling dalam bentuk distratifikasikan secara proposional, namun tidak dipilih acak melainkan secara kebetulan saja.
Contoh :  Misalnya, di sebuah kantor terdapat pegawai laki-laki 60%  dan perempuan 40% . Jika seorang peneliti ingin mewawancari 30 orang pegawai dari kedua jenis kelamin tadi maka dia harus mengambil sampel pegawai laki-laki sebanyak 18 orang sedangkan pegawai perempuan 12 orang. Sekali lagi, teknik pengambilan ketiga puluh sampel tadi tidak dilakukan secara acak, melainkan secara kebetulan saja.
(6)   Haphazard Sampling
Haphazard Sampling merupakan teknik sampling dimana Satuan sampling dipilih sembarangan atau seadanya, tanpa perhitungan apapun tentang derajat kerepresentatipannya.
Contoh: Misalnya ketika kita akan melakukan penelitian mengenai kompetensi dosen di sebuah Universitas, pertanyaan dapat diajukan kepada siapapun mahasiswa dari universitas tersebut (sebagai sampel) yang kebetulan datang pada saat kita berada di sana untuk melakukan penelitian.