Minggu, 16 November 2014

Metodelogi Penelitian dan Pengembangan



METODOLOGI PENELITIAN

A.    PENDAHULUAN
Penelitian merupakan proses untuk terlibat dalam langkah-langkah logis. Pada penelitian terdapat tiga cara, yaitu melalui studi kualitatif atau kuantitatif, dan Pengembangan penelitian tersebut tergantung dari masalah apa yang akan dijadikan riset.
Penelitian dilakukan dikarenakan dorongan untuk mengetahui sesuatu permasalahan dan  sikap ketidakpuasan atas jawaban dari pertanyaan-pertanyaan. Semua masalah yang ada nampaknya dapat diselesaikan melalui penelitian, baik penelitian yang sederhana atau yang lebih komplek yang mencakup banyak aspek. Namun, sering kali dalam penelitian, khususnya dalam proses pembuatan karya ilmiah dan proses dilapangan mengalami kesulitan. Oleh sebab itu, perlunya pemahaman dasar tentang penelitian, misalnya apa itu penelitian? bagaimana melakukan penelitian? Maka berdasarkan rumusan masalah tersebut makalah ini akan membahas tentang hakikat penelitian, metode ilmiah, dan paradigma penelitian kualitatif dan kuantitatif.
B.     TOPIK BAHASAN
1.      Pengertian penelitian kualitatif
2.      Pengertian penelitian kuantitatif
3.      Pengertian penelitian pengembagan

C.    TUJUAN
1.         Mengkaji penelitian kualitatif.
2.         Mengkaji penelitian kuantitatif.
3.         Mengkaji penelitian pengembangan

D.    PEMBAHASAN
1.      Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di tempat penelitian (McMillan & Schumacher, 2003). Penelitian kualitatif juga bisa dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya ( Strauss & Corbin, 2003). Sekalipun demikian, data yang dikumpulkan dari penelitian kualitatif memungkinkan untuk dianalisis melalui suatu penghitungan.
Penelitian kualitatif (Qua litative research) bertolak dari filsafat konstruktivisme yang berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial (a shared social eperience) yang diinterpretasikan oleh individu-individu. (Nana Syaodih, 2001 : 94).
Sementara itu, menurut (Sugiono, 2009:15), metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositifsime, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan data dilakukan dengan triangulasi (gabungan) analisis data bersifat induktif / kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna daripada generalisasi.
Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistic (naturalistic research), karena penelitian dilakukan dalam kondisi yang alamiah (natural setting). Disebut juga penelitian etnografi, karena pada awalnya metode ini banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya. Selain itu disebut sebagai metode kualitatif karena data yang terkumpul dan dianalisis lebih bersifat kualitatif.
Pada penelitian kualitatif, penelitian dilakukan pada objek yang alamiah maksudnya, objek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika pada objek tersebut.
Sebagaimana dikemukakan dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau peneliti itu sendiri (humane instrument). Untuk dapat menjadi instrumen maka peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna. Objek penelitian kualitatif adalah seluruh bidang/aspek kehidupan manusia, yakni manusia dan segala sesuatu yang dipengaruhi manusia. Objek itu diungkapkan kondisinya sebagaimana adanya atau dalam keadaan sewajarnya (natural setting), mungkin berkenaan dengan aspek/bidang kehidupannya yang disebut ekonomi kebudayaan, hukum, administrasi, agama dan sebagainya.
Metode kualitatif digunakan untuk kepentingan yang berbeda bila dibandingkan dengan metode kuantitaif. Berikut ini dikemukakan kapan metode ini digunakan:
a.       Bila masalah penelitian masih belum jelas
b.      Untuk memahami makna dibalik data yang tampak
c.       Untuk memahami interaksi sosial
d.      Memahami perasaan orang
e.       Untuk mengembangkan teori
f.       Untuk memastikan kebenaran data
g.      Meneliti sejarah perkembangan

2.      Penelitian Kuantitatif
             Penelitian Kuantitatif atau Quantitatif Research adalah suatu metode penelitian yang bersifat induktif, objektif dan ilmiah di mana data yang di peroleh berupa angka-angka (score, nilai) atau pernyataan-pernyataan yang di nilai, dan dianalisis dengan analisis statistik. Penelitian Kuantitatif biasanya di gunakan untuk  membuktikan dan menolak suatu teori. Karena penelitian ini biasanya bertolak dari suatu teori yang kemudian di teliti, di hasilkan data, kemudian di bahas dan diambil kesimpulan. Contoh penelitian kuantitatif adalah penelitian-penelitian yang di lakukan oleh para ilmuwan dalam bidang ilmu alam, ilmu sosial, jurnalisme, dll.
Penelitian kuantitaif merupakan sebuah penelitian yang berlangsung secara ilmiah dan sistematis dimana pengamatan yang di lakukan mencakup segala hal yang berhubungan dengan objek penelitian, fenomena serta korelasi yang ada diantaranya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah untuk memperoleh penjelasan dari suatu teori dan hukum-hukum realitas. Penelitian kuantitatif dikembangkan dengan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan atau hipotesis. 

                   Penggunaan Metode Kuantitatif, Seperti dikemukakan bahwa, metode kuatitatif dalam meliputi metode survey dan eksperime. Metode ini digunakan apabila:
a.       Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas
b.      Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang lebih luas dari suatu populasi
c.       Bila ingin diketahui pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain
d.      Bila peneliti ingin menguji hipotetsis penelitian
e.       Bila peneliti ingin mendapat data yang akurat, berdasarkan fenomena yang
      empiris dan dapat diukur
f.      Bila ingin menguji terhadap keraguan-keraguan tentang validitas pengetahuan,  
      teori, atau produk tertentu

3.      Penelitian Pengembangan
Menurut Gay (1990) Penelitian Pengembangan adalah suatu usaha untuk mengembangkan suatu produk yang efektif untuk digunakan sekolah, dan bukan untuk menguji teori. Sedangkan Borg and Gall (1983:772) mendefinisikan penelitian pengembangan sebagai berikut:
Educational Research and development (R & D) is a process used to develop and validate educational products. The steps of this process are usually referred to as the R & D cycle, which consists of studying research findings pertinent to the product to be developed, developing the products based on these findings, field testing it in the setting where it will be used eventually, and revising it to correct the deficiencies found in the filed-testing stage. In more rigorous programs of R&D, this cycle is repeated until the field-test data indicate that the product meets its behaviorally defined objectives.
Penelitian Pendidikan dan pengembangan (R & D) adalah proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Langkah-langkah dari proses ini biasanya disebut sebagai siklus R & D, yang terdiri dari mempelajari temuan penelitian yang berkaitan dengan produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan temuan ini, bidang pengujian dalam pengaturan di mana ia akan digunakan akhirnya , dan merevisinya untuk memperbaiki kekurangan yang ditemukan dalam tahap mengajukan pengujian. Dalam program yang lebih ketat dari R & D, siklus ini diulang sampai bidang-data uji menunjukkan bahwa produk tersebut memenuhi tujuan perilaku didefinisikan.
Seals dan Richey (1994) mendefinisikan penelitian pengembangan sebagai suatu pengkajian sistematik terhadap pendesainan, pengembangan dan evaluasi program, proses dan produk pembelajaran yang harus memenuhi kriteria validitas, kepraktisan, dan efektifitas. Sedangkan Plomp (1999) menambahkan kriteria “dapat menunjukkan nilai tambah” selain ketiga kriteria tersebut. Menurut Wayan (2009) ada 4 karateristik penelitian pengembangan antara lain :
1.      Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah nyata yang berkaitan dengan upaya inovatif atau penerapan teknologi dalam pembelajaran sebagai pertanggung jawaban profesional dan komitmennya terhadap pemerolehan kualitas pembelajaran.
2.      Pengembangan model, pendekatan dan metode pembelajaran serta media belajar yang menunjang keefektifan pencapaian kompetensi siswa.
3.      Proses pengembangan produk, validasi yang dilakukan melalui uji ahli, dan uji coba lapangan secara terbatas perlu dilakukan sehingga produk yang dihasilkan bermanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Proses pengembangan, validasi, dan uji coba lapangan tersebut seyogyanya dideskripsikan secara jelas, sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara akademik.
4. Proses pengembangan model, pendekatan, modul, metode, dan media pembelajaran perlu didokumentasikan secara rapi dan dilaporkan secara sistematis sesuai dengan kaidah penelitian yang mencerminkan originalitas.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar