METODOLOGI PENELITIAN
A.
PENDAHULUAN
Penelitian merupakan proses untuk terlibat dalam
langkah-langkah logis. Pada penelitian terdapat tiga cara, yaitu melalui studi
kualitatif atau kuantitatif, dan Pengembangan penelitian tersebut tergantung
dari masalah apa yang akan dijadikan riset.
Penelitian dilakukan dikarenakan dorongan untuk mengetahui sesuatu
permasalahan dan sikap ketidakpuasan atas jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan. Semua masalah yang ada nampaknya dapat diselesaikan
melalui penelitian, baik penelitian yang sederhana atau yang lebih komplek yang
mencakup banyak aspek. Namun, sering kali dalam penelitian, khususnya dalam
proses pembuatan karya ilmiah dan proses dilapangan mengalami kesulitan. Oleh
sebab itu, perlunya pemahaman dasar tentang penelitian, misalnya apa itu
penelitian? bagaimana melakukan penelitian? Maka berdasarkan rumusan masalah
tersebut makalah ini akan membahas tentang hakikat penelitian, metode ilmiah,
dan paradigma penelitian kualitatif dan kuantitatif.
B.
TOPIK BAHASAN
1. Pengertian penelitian kualitatif
2. Pengertian penelitian kuantitatif
3. Pengertian penelitian pengembagan
C.
TUJUAN
1.
Mengkaji penelitian kualitatif.
2.
Mengkaji penelitian kuantitatif.
3.
Mengkaji penelitian pengembangan
D.
PEMBAHASAN
1.
Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah suatu
pendekatan yang juga disebut pendekatan investigasi karena biasanya peneliti
mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan
orang-orang di tempat penelitian (McMillan & Schumacher, 2003). Penelitian
kualitatif juga bisa dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya
tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya (
Strauss & Corbin, 2003). Sekalipun demikian, data yang dikumpulkan dari
penelitian kualitatif memungkinkan untuk dianalisis melalui suatu penghitungan.
Penelitian kualitatif (Qua litative
research) bertolak dari filsafat konstruktivisme yang berasumsi bahwa kenyataan
itu berdimensi jamak, interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial (a
shared social eperience) yang diinterpretasikan oleh individu-individu. (Nana
Syaodih, 2001 : 94).
Sementara itu, menurut (Sugiono,
2009:15), metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat postpositifsime, digunakan untuk meneliti pada kondisi
objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah
sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan data dilakukan secara
purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan data dilakukan dengan triangulasi
(gabungan) analisis data bersifat induktif / kualitatif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan pada makna daripada generalisasi.
Metode penelitian kualitatif sering
disebut metode penelitian naturalistic (naturalistic research), karena
penelitian dilakukan dalam kondisi yang alamiah (natural setting). Disebut juga
penelitian etnografi, karena pada awalnya metode ini banyak digunakan untuk
penelitian bidang antropologi budaya. Selain itu disebut sebagai metode
kualitatif karena data yang terkumpul dan dianalisis lebih bersifat kualitatif.
Pada penelitian kualitatif,
penelitian dilakukan pada objek yang alamiah maksudnya, objek yang berkembang
apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak
begitu mempengaruhi dinamika pada objek tersebut.
Sebagaimana dikemukakan dalam
penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau peneliti itu sendiri
(humane instrument). Untuk dapat menjadi instrumen maka peneliti harus memiliki
bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis, dan
mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna.
Objek penelitian kualitatif adalah seluruh bidang/aspek kehidupan manusia,
yakni manusia dan segala sesuatu yang dipengaruhi manusia. Objek itu
diungkapkan kondisinya sebagaimana adanya atau dalam keadaan sewajarnya
(natural setting), mungkin berkenaan dengan aspek/bidang kehidupannya yang
disebut ekonomi kebudayaan, hukum, administrasi, agama dan sebagainya.
Metode kualitatif digunakan untuk kepentingan yang berbeda bila
dibandingkan dengan metode kuantitaif. Berikut ini dikemukakan kapan metode ini
digunakan:
a. Bila masalah
penelitian masih belum jelas
b. Untuk
memahami makna dibalik data yang tampak
c. Untuk
memahami interaksi sosial
d. Memahami
perasaan orang
e. Untuk
mengembangkan teori
f. Untuk
memastikan kebenaran data
g. Meneliti
sejarah perkembangan
2.
Penelitian Kuantitatif
Penelitian
Kuantitatif atau Quantitatif Research adalah suatu metode penelitian yang
bersifat induktif, objektif dan ilmiah di mana data yang di peroleh berupa
angka-angka (score, nilai) atau pernyataan-pernyataan yang di nilai, dan
dianalisis dengan analisis statistik. Penelitian Kuantitatif biasanya di
gunakan untuk membuktikan dan menolak suatu teori. Karena penelitian ini
biasanya bertolak dari suatu teori yang kemudian di teliti, di hasilkan data,
kemudian di bahas dan diambil kesimpulan. Contoh penelitian kuantitatif
adalah penelitian-penelitian yang di lakukan oleh para ilmuwan dalam bidang ilmu
alam, ilmu sosial, jurnalisme, dll.
Penelitian kuantitaif merupakan
sebuah penelitian yang berlangsung secara ilmiah dan sistematis dimana
pengamatan yang di lakukan mencakup segala hal yang berhubungan dengan objek
penelitian, fenomena serta korelasi yang ada diantaranya. Tujuan penelitian
kuantitatif adalah untuk memperoleh penjelasan dari suatu teori dan hukum-hukum
realitas. Penelitian kuantitatif dikembangkan dengan menggunakan model-model
matematis, teori-teori dan atau hipotesis.
Penggunaan
Metode Kuantitatif, Seperti dikemukakan bahwa, metode kuatitatif dalam meliputi
metode survey dan eksperime. Metode ini digunakan apabila:
a. Bila masalah
yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas
b. Bila
peneliti ingin mendapatkan informasi yang lebih luas dari suatu populasi
c. Bila ingin
diketahui pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain
d. Bila
peneliti ingin menguji hipotetsis penelitian
e. Bila
peneliti ingin mendapat data yang akurat, berdasarkan fenomena yang
empiris dan dapat diukur
f. Bila ingin
menguji terhadap keraguan-keraguan tentang validitas pengetahuan,
teori, atau produk tertentu
3.
Penelitian Pengembangan
Menurut Gay
(1990) Penelitian Pengembangan adalah suatu usaha untuk mengembangkan suatu
produk yang efektif untuk digunakan sekolah, dan bukan untuk menguji teori.
Sedangkan Borg and Gall (1983:772) mendefinisikan penelitian pengembangan
sebagai berikut:
Educational Research and development (R & D) is a process used to
develop and validate educational products. The steps of this process are
usually referred to as the R & D cycle, which consists of studying research
findings pertinent to the product to be developed, developing the products
based on these findings, field testing it in the setting where it will be used
eventually, and revising it to correct the deficiencies found in the
filed-testing stage. In more rigorous programs of R&D, this cycle is
repeated until the field-test data indicate that the product meets its behaviorally
defined objectives.
Penelitian
Pendidikan dan pengembangan (R & D) adalah proses yang digunakan untuk
mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Langkah-langkah dari proses
ini biasanya disebut sebagai siklus R & D, yang terdiri dari mempelajari temuan
penelitian yang berkaitan dengan produk yang akan dikembangkan, mengembangkan
produk berdasarkan temuan ini, bidang pengujian dalam pengaturan di mana ia
akan digunakan akhirnya , dan merevisinya untuk memperbaiki kekurangan yang
ditemukan dalam tahap mengajukan pengujian. Dalam program yang lebih ketat dari
R & D, siklus ini diulang sampai bidang-data uji menunjukkan bahwa produk
tersebut memenuhi tujuan perilaku didefinisikan.
Seals dan Richey
(1994) mendefinisikan penelitian pengembangan sebagai suatu pengkajian
sistematik terhadap pendesainan, pengembangan dan evaluasi program, proses dan
produk pembelajaran yang harus memenuhi kriteria validitas, kepraktisan, dan
efektifitas. Sedangkan Plomp (1999) menambahkan kriteria “dapat menunjukkan
nilai tambah” selain ketiga kriteria tersebut. Menurut Wayan (2009) ada 4 karateristik penelitian
pengembangan antara lain :
1.
Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah nyata
yang berkaitan dengan upaya inovatif atau penerapan teknologi dalam
pembelajaran sebagai pertanggung jawaban profesional dan komitmennya terhadap
pemerolehan kualitas pembelajaran.
2.
Pengembangan model, pendekatan dan metode pembelajaran
serta media belajar yang menunjang keefektifan pencapaian kompetensi siswa.
3.
Proses pengembangan produk, validasi yang dilakukan
melalui uji ahli, dan uji coba lapangan secara terbatas perlu dilakukan
sehingga produk yang dihasilkan bermanfaat untuk peningkatan kualitas
pembelajaran. Proses pengembangan, validasi, dan uji coba lapangan tersebut
seyogyanya dideskripsikan secara jelas, sehingga dapat dipertanggung jawabkan
secara akademik.
4. Proses pengembangan model, pendekatan, modul, metode,
dan media pembelajaran perlu didokumentasikan secara rapi dan dilaporkan secara
sistematis sesuai dengan kaidah penelitian yang mencerminkan originalitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar