A.
POPULASI
Banyak ahli telah
mengemukakan pengertian populasi , antara lain :

Populasi adalah seluruh
data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita
tentukan. Jadi populasi berhubungan dengan data, bukan manusianya. Kalau setiap
manusia memberikan suatu data maka banyaknya atau ukuran populasi akan sama
dengan banyaknya manusia.

Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas : objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang tetapi juga
benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek
yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh
objek/subjek itu.

Populasi adalah semua
anggota kelompok orang, kejadian, atau objek yang telah dirumuskan secara jelas.

Populasi adalah
kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan.
Kualitas atau ciri tersebut dinamakan variabel.

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri
dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes,
atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di
dalam suatu penelitian.

Populasi adalah keseluruhan
objek penelitian yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu di dalam
suatu penelitian yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan
waktu yang kita tentukan..
B.
SAMPEL
Sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila
populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti
dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari
dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk
itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif
(mewakili). Banyaknya anggota suatu sampel disebut ukuran sampel, sedangkan
suatu nilai yang menggambarkan ciri sampel
disebut statistik.
C. MACAM-MACAM TEKNIK SAMPLING
Teknik sampling adalah merupakan
teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam
penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan.
Teknik Sampling dibagi atas 2 yaitu :
1. Teknik Sampling Probabilitas :
Teknik sampling probabilitas dapat kita sebut dengan Random
Sampling. Random sampling/sampling probabilitas adalah sesuatu cara
pengambilan sample yang memberikan kesempatan atau peluang yang sama untuk
diambil kepada setiap elemen populasi. maksudnya jika elemen populasinya ada 50
dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai
kemungkinan 25/50 untuk bisa dipilih menjadi sampel. Syarat pertama yang harus
dilakukan untuk mengambil sampel secara acak adalah memperoleh atau membuat
kerangka sampel atau dikenal dengan nama “sampling frame”. Yang
dimaksud dengan kerangka sampling adalah daftar yang berisikan setiap
elemen populasi yang bisa diambil sebagai sampel. Elemen populasi bisa berupa
data tentang orang/binatang, tentang kejadian, tentang tempat, atau juga
tentang benda.
Macam-macam Sampling Probabilitas :
(1)
Simple random sampling :
Merupakan
suatu teknik sampling yang dipilih secara acak, cara ini dapat diambil
bila analisa penelitian cenderung bersifat deskriptif atau bersifat umum.
Setiap unsur populasi harus memilik kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi
sampel.
Contoh: misal ada
“pembiayaan pembangunan pendidikan Dasar di kabupaten bone”, sampelnya adalah
seluruh SD dan SMP yang ada di kabupaten bone. Terhadap seluruh SD dan SMP itu
dilakukan pemilihan secara random tanpa pengelompokan terlebih dahulu, dengan
demikian peluang SD maupun SMP untuk terpilih sebagai sampel sama.
(2)
Proportionate Stratified Random
Sampling :
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur
yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.
Contoh : Suatu
organisasi yang mempunyai pegawai dari latar belakang pendidikan yang
berstrata, maka populasi pegawai itu berstrata. Dimana jumlah pegawai yang
lulus S1= 40, S2=25 , STM = 700, ST = 800, SMEA=300,
SD=200. Jumlah sampel yang harus diambil
meliputi strata pendidikan tersebut. Jumlah sampel dan teknik pengambilan
sampel diberikan setelah bagian ini. Teknik Proportionate Stratified Random
Sampling dapat digambarkan seperti gambar berikut :
![]() |
|||||
![]() |
|||||
![]() |
|||||
(3)
Disproportionate Stratified Random
Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah
sampel, bila populasi bestrata tetapi kurang proporsional.
Contoh :
Pegawai dari unit kerja tertentu mempunyai : 3
orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2 dan 80 orang lulusan
S1, 500 orang lulusan SMA, dan 600 lulusan SMP, maka tiga orang
lulusan S3, empat orang lulusan S2 itu diambil semuanya
sebagai sampel. Karena dua kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan
kelompok S1, SMU, dan SMP.
(4)
Cluster Random Sampling/sampel gugus
(Area Sampling) :
Teknik
sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti
atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu negara, propinsi, atau
kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka
pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.
Teknik
sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap , yaitu:


Teknik ini dapat digambarkan sebagai
berikut :
![]() |
Selain itu
teknik Cluster Sampling juga disebut
sampel gugus yaitu merupakan cara pengambilan sampel dengan cara gugus.
Populasi dibagi keadalam satuan-satuan sampling yang besar yang disebut
cluster. Berbeda dengan pembentukan strata, satuan sampling yang ada dalam tiap
kluster harus relatif heterogen. Pemilihan dilakukan beberapa tingkat:
(1) Memilih kluster dengan cara simple random sampling. (2) Memilih satuan
sampling dalam kluster. Jika pemilihan dilakukan lebih dari 2 kali disebut Multi-stage
Cluster Sampling.
Contoh :
Misalnya dalam penelitian tentang kualitas cara
mengajar guru di Sulawesi Selatan sangat luas, dipilihlah kabupaten/kota
tertentu sebagai sampel klaster ke-1 secara random. Dari tiap kabupaten
terpilih dilakukan pemilihan lagi, yaitu kecamatan-kecamatan tertentu dengan
cara random sebagai sampel klaster ke-2. Selanjutnya dari masing-masing
kecamatan dilakukan pemilihan sekolah yang juga dilakukan secara random.
2. Teknik Sampling
NonProbabilitas/Nonrandom Sampling atau Sampel Tidak Acak:
Teknik
sampling nonprobabilitas adalah suatu teknik pengambilan sampel secaratidak
acak nonrandom sampling/ . Tidak semua populasi mempunyai kesempatan sama untuk
bisa dipilih menjadi sampel. Pada saat melakukan pemilihan satuan sampling
tidak dilibatkan unsure peluang, sehingga tidak diketahui unsure peluang
sesuatu unit sampling terpilih kedalam sampling. Unsur populasi yang
terpilih menjadi sampel bisa disebabkan karena kebetulan atau karena faktor
lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti. Sampling tipe ini tidak
boleh dipakai untuk menggeneralisasi hasil penelitian terhadap populasi, karena
dalam penarikan sampel sama sekali tidak ada unsur probabilitas.
Macam-macam Sampling NonProbabilitas :
(1) Systematic Sampling atau Sampel
Sistematis :
Systematic Sampling atau Sampel Sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota
populasi yang telah diberi nomor urut. Systematic
Sampling atau Sampel Sistematis merupakan
teknik sampling jika peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak dan
tidak memiliki alat pengambil data secara random, cara pengambilan sampel
sistematis dapat digunakan. Cara ini menuntut kepada peneliti untuk memilih
unsur populasi secara sistematis, yaitu unsur populasi yang bisa dijadikan
sampel adalah yang “keberapa”.
Contoh : Misalnya setiap unsur populasi yang keenam,
yang bisa dijadikan sampel. Soal “keberapa”-nya satu unsur populasi bisa
dijadikan sampel tergantung pada ukuran populasi dan ukuran sampel.
Misalnya, dalam satu populasi terdapat 5000 rumah. Sampel yang akan diambil
adalah 250 rumah dengan demikian interval di antara sampel kesatu, kedua, dan
seterusnya adalah 25.
(2)
Convenience Sampling / sampel yang
dipilih dengan pertimbangan kemudahan :
Merupakan
teknik dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali
berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan
orang tadi ada di situ atau kebetulan dia mengenal orang tersebut. Oleh karena
itu ada beberapa penulis menggunakan istilah accidental sampling
– tidak disengaja – atau juga captive sample (man-on-the-street)
Jenis sampel ini sangat baik jika dimanfaatkan untuk penelitian penjajagan,
yang kemudian diikuti oleh penelitian lanjutan yang sampelnya diambil secara
acak (random). Beberapa kasus penelitian yang menggunakan jenis sampel
ini, hasilnya ternyata kurang obyektif.
Contoh : misalnya
ada seorang peneliti ingin mengetahui tentang kebersihan wilayah Makassar
Selatan ia menanyakan kepada orang yang ada dijalan atau orang dia jumpai
bukan orang yang mengerti tentang kebersihan wilayah Makassar Selatan seperti
petugas kebersihan atau mendatangi kantor gubernur atau walikota Makassar.
(3)
Snowball Sampling – Sampel Bola
Salju:
Snowball sampling
adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian
membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar.
Snowball sampling merupakan
teknik sampling yang banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu
tentang populasi penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau dua orang yang
berdasarkan penilaiannya bisa dijadikan sampel. Karena peneliti menginginkan
lebih banyak lagi, lalu dia minta kepada sampel pertama untuk menunjukan orang
lain yang kira-kira bisa dijadikan sampel. Satuan sampling dipilih atau
ditentukan berdasarkan informasi dari responden sebelumnya
Contoh : Misalnya
seorang peneliti ingin mengetahui pandangan kaum lesbian terhadap lembaga
perkawinan. Peneliti cukup mencari satu orang wanita lesbian dan kemudian
melakukan wawancara. Setelah selesai, peneliti tadi minta kepada wanita lesbian
tersebut untuk bisa mewawancarai teman lesbian lainnya. Setelah jumlah wanita
lesbian yang berhasil diwawancarainya dirasa cukup, peneliti bisa mengentikan
pencarian wanita lesbian lainnya. . Hal ini bisa juga dilakukan pada pencandu
narkotik, para gay, atau kelompok-kelompok sosial lain yang eksklusif
(tertutup).
(4)
Purposive Sampling /
Judgment Sampling :
Merupakan
teknik sampling yang Satuan samplingnya dipilih berdasarkan pertimbangan
tertentu dengan tujuan untuk memperoleh satuan sampling yang memiliki
karakteristik atau kriteria yang dikehendaki dalam pengambilan sampel. Sesuai
dengan namanya, sampel diambil dengan maksud dan tujuan yang diinginkan
peneliti atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa
seseorang atau sesuatu tersebut memiliki atau mengetahui informasi yang
diperlukan bagi penelitian yang dia buat. Pengambilan sampel ini dapat dibagi
dua yaitu judgment sampling san quota sampling:
Judgment
sampling ialah teknik pengambilan sampling dimana sampel yang dipilih
berdasarkann penilaian peneliti bahwa dia atau seseorang yang paling baik jika
dijadikan sampel penelitiannya.
Contoh : misalnya
dalam suatu perusahaan untuk memperoleh data tentang bagaimana satu proses
produksi direncanakan oleh suatu perusahaan, maka manajer produksi merupakan orang
yang terbaik untuk bisa memberikan informasi. Jadi, judment sampling
umumnya memilih sesuatu atau seseorang menjadi sampel karena mereka mempunyai “information rich”.
Dalam
program pengembangan produk (product development), biasanya yang
dijadikan sampel adalah karyawannya sendiri, dengan pertimbangan bahwa kalau
karyawan sendiri tidak puas terhadap produk baru yang akan dipasarkan, maka
jangan terlalu berharap pasar akan menerima produk itu dengan baik.
(5)
Quota
sampling (Sampling Kuota)
Quota sampling
ialah teknik pengambilan sampling dalam bentuk distratifikasikan secara
proposional, namun tidak dipilih acak melainkan secara kebetulan saja.
Contoh :
Misalnya, di sebuah kantor terdapat pegawai laki-laki 60% dan perempuan
40% . Jika seorang peneliti ingin mewawancari 30 orang pegawai dari kedua jenis
kelamin tadi maka dia harus mengambil sampel pegawai laki-laki sebanyak 18
orang sedangkan pegawai perempuan 12 orang. Sekali lagi, teknik pengambilan
ketiga puluh sampel tadi tidak dilakukan secara acak, melainkan secara
kebetulan saja.
(6)
Haphazard Sampling
Haphazard Sampling merupakan teknik sampling dimana
Satuan sampling dipilih sembarangan atau seadanya, tanpa perhitungan apapun
tentang derajat kerepresentatipannya.
Contoh: Misalnya
ketika kita akan melakukan penelitian mengenai kompetensi dosen di sebuah
Universitas, pertanyaan dapat diajukan kepada siapapun mahasiswa dari
universitas tersebut (sebagai sampel) yang kebetulan datang pada saat kita
berada di sana untuk melakukan penelitian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar